Cara mendaur ulang Gula merah,Aren atau Kelapa yg telah rusak atau lembek
(Solusi untuk pengusaha Gula merah,Aren atau Kelapa)
Oleh abdurrohman
Gula merah,Aren atau Kelapa yg telah rusak/lembek/BS (BS-rusak dalam istilah pasar), biasanya tidak laku dijual atau bisa juga menjadi komoditas yg bernilai jual rendah atau murah.
Untuk menghadapi masalah ini, para pedagang dianjurkan untuk mendaur ulang gula-gula yg BS tadi agar nilai jualnya kembali tinggi. Selain itu, gula yg telah didaur ulang bisa bertahan lebih lama, hasil Gula merah,Aren atau Kelapa daur ulang biasanya di sebut dengan Gula merah,Aren atau Kelapa masakan ( Banyumas dst)
Mendaur ulang Gula merah,Aren atau Kelapa BS, selain dianjurkan para pedagang, bisa juga dimanfaatkan oleh para wiraswastawan yg masih mencari terobosan usaha yg cukup tinggi karena hanya memerlukan teknologi tradisional.
Alat-alat yg diperlukan:
- Potongan ruas bambu yg berukuran 1,5-2 cm sebanyak 1.000 potong. Bambu yg dipotong diusahakan yg masih hijau agar tidak sulit memotongnya. Diameter sekisar 5-7 cm (ukuran kecil-sedang). Fungsinya untuk mencetak gula.
- Beberapa lembar kayu tripleks yg tidak terpakai, fungsinya untuk menyimpan cetakan/potong bambu, bisa juga potongan papan.
- Entong panjang yg terbuat dari bambu atau kayu untuk mengocek.
- Wajan besar yg dapat memuat l.k. 12 kg Gula merah,Aren atau Kelapa.
- Tampir (Sunda: Nyiru) untuk menjemur atau memotong gula hasil cetakan. Bisa juga menggunakan sasag/bilik bambu.
- Kompor
Bahan yg diperlukan:
- Gula BS/rusak l.k. 12 kg
- Gula putih 1/2 kg
- Tepung Asia 1/2 kg
- Air secukupnya.
Cara mengolahnya:
- 1. Cairkan gula putih ditambah sedikit air, sampai mendidih.
- 2. Masukkan Gula merah,Aren atau Kelapa sehingga mencair.
- 3. Masukkan tepung sedikit-sedikit sambil diaduk hingga rata.
- 4. Sesudah tepung Asia dan Gula merah,Aren atau Kelapa bercampur hingga tidak terlihat warna putih, kecilkan kompornya.
- 5. Dengan bantuan scan plastik/kendi kecil, masukkan gula yg masih panas ke dalam cetakan gula yg sebelumnya telah disusun pada lembaran tripleks/kayu papan. Sebaiknya, potongan bambu atau cetakan gula dimasukkan ke dalam air bersih agar gula yg sudah tercetak mudah dicopot/dilepas.
- 6. Sesudah semua cairan gula dituangkan pada cetakan gula, siapkan tampir atau sasag.
- 7. Sesudah gula yg tercetak dingin, lepaskan dari bambu cetakan dan disusun pada tampir atau sasag.
- 8. Perhatikan pada waktu menyusun gula, gula yg basah disimpan di atas dan bagian yg kering di bawah.
- 9. Bila hari tidak hujan, gula harus dijemur hingga kering dan harus dikontrol (dibolak-balik).
- 10. Bila hari hujan, gula bisa dikeringkan dengan cara menggarang di atas kompor dengan api kecil dengan tinggi 1 m.
Cara menggarang:
- 1. Siapkan tempat untuk menumpuk sasag atau tampir berisi gula yg telah disusun. Usahakan agar tidak terganggu oleh kegiatan lain.
- 2. Tempat menumpuk tampir atau sasag diusahakan dibuat terlebih dahulu dengan rangka kayu atau bambu dengan panjang 1,5 m, lebar 1 m, dan tinggi 1 m.
- 3. Tiap tumpukan hendaknya diganjal pada ujung-ujungnya sehingga gula tidak tertindih.
- 4. Agar cepat kering, sebaiknya ditutup dengan kain atau kertas.
- 5. Kompor yg disimpan di bawah sasag atau tampir, dinyalakan dengan api yg kecil dengan waktu 2-3 jam. (Sumber: Pikiran Rakyat)***